Breaking News

Rabu, 03 Februari 2016

MENGEJAR IMPIAN SENDIRI



            Batusangkar, Paradise Magz- “Des,” merupakan panggilan yang kerap dilontarkan oleh siswa kelas XII terhadap guru kimia kita ini, dan “Des” juga panggilan baginya di kalangan teman sejawat. Efri Desni, guru kelahiran 10 Oktober 1958 ini, lahir dan bertempat tinggal di Pasir Lawas.

Perjuangan meniti jenjang pendidikan dimulainya di SD Negeri Pasir Lawas. Bukittinggi menjadi pilihan bagi beliau dalam melanjutkan pembelajarannya untuk Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas. Namun, sejak memasuki tingkat pendidikan menengah pertama, ia sudah terpisah dari ibunya dan tinggal bersama ayahnya. Kendati seragam putih abu-abu hendak ditinggalkan, beliau berfikir untuk melanjutkan ke tingkat pendidikan dan pembelajaran yang lebih tinggi. Keinginan untuk melamar ke perguruan tinggi “UI” yang tidak bisa untuk dicapai karena tidak adanya restu orangtua dan faktor jarak yang cukup jauh,membuat beliau menempatkan pilihannya di UNAND dengan pilihan jurusan farmasi. Efri Desni harus putar otak kembali, karena sekali lagi orang tuanya tidak merestui. Berkat saran dari sang paman, beliau menetapkan pilihan terakhirnya untuk kuliah di perguruan tinggi IKIP, meskipun ada sedikit kejanggalan dalam hatinya. Kejanggalan tersebut timbul diakibatkan karena teman-teman sejawat beliau tidak ada yang satu perguruan dan lebih memilih untuk kuliah di UNAND dan luar Jawa.

 Saran yang terucap dari bibir seorang Efri Desni adalah untuk melanjutkan pendidikan, restu orang tua sangatlah penting. Serta harus memikirkan bagaimana kedepannya. Kita tidak harus kuliah di PTN favorit, tetapi harus sesuai dengan kemampuan yang kita miliki, dan kesuksesan yang diraih seseorang tidak berdasarkan kuliah di tempat favorit.

            Dra. Efri Desni, untuk pertama kalinya mengaplikasikan ilmu yang ia punya di Lintau dimulai dari tahun 1981 – 1991, dan setelah itu, beliau dipindah tugaskan ke SMA 1 Batusangkar dan seperti yang kita ketahui sekarang, beliau mengajar kimia. Kesenangan beliau akan kurikulum 1994, dikarenakan kurikulum tersebut memiliki kemiripan dengan kurikulum 2013. Perbedaan yang mendasar hanyalah kurikulum 2013 lebih berhubungan dengan kehidupan sehari-hari serta hubungan terhadap Tuhan Yang Maha Esa . 

            Rintangan dan hambatan tentunya selalu menimpa setiap insan. Terlebih lagi terhadap seorang tenaga pendidik. Beliau menuturkan bahwa permasalahan yang dihadapinya selama proses belajar mengajar, dikarenakan kurangnya penghayatan serta pemahaman akan suatu mata pelajaran. Hal yang masih tersimpan di benaknya sampai saat ini adalah keberhasilan seseorang tidak ditentukan oleh sikap dan karakter yang  dimilikiny, tetapi bagaimana usaha orang tersebut dalam mencapai impian dan cita-citanya.

            Seorang guru pastilah ingin berbuat yang terbaik bagi murid-muridnya. Nasihat  beliau kepada anak didiknya ialah agar mereka selalu gigih dalam belajar, selalu rajin, dan ikutilah kemauan diri sendiri bukan keinginan orang lain. Toh,  kita tidak akan pernah berhasil jika kita mengejar impian orang lain bukan impian kita sendiri. (RN12 dan GR23)


Reporter : Febriani
Gabriella Reinaldo
Editor : Hudiyah Amni

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mohon Luangkan Waktu Anda untuk Mengisi Komentar pada kolom yang telah disediakan demi pembaharuan kedepannya. Terima kasih

Designed By Mr. Miko